Kamis, 19 Juni 2014

Makalah Pengembangan Teknik Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar



BAB I
PENDAHULUAN

A.                 Latar Belakang
            Setiap guru berkeinginan agar kegiatan pembelajaran yang dilakukannya berhasil dengan baik dan membawa dampak pembelajaran yang signifikan bagi para siswanya. Agar harapan tersebut bisa diwujudkan dengan baik, sudah barang tentu guru harus memahami secara mamadai apa pendekatan dan metode/model pembelajaran yang tepat yang akan digunakan. Penentuan pendekatan dan metode pembelajaran Pkn SD merupakan salah satu factor penentu dalam mendukung keberhasilan pembelajaran PKn, disamping itu factor-faktor lainnya seperti keadaan siswa, dukungan sarana dan prasarana pembelajaran dan sebagainya.

            Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ialah penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa serta mengimplementasikan hakekat pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari-belum memenuhi harapan seperti yang diinginkan.
            Hal ini berkaitan dengan kritik masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak bermuatan nilai-nilai praktis tetapi hanya bersifat politis atau alat indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah. Metode pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih dominan one way method.
Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan.
Untuk menghadapi kritik masyarakat tersebut di atas, kita memerlukan teknik, model, dan media pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu teknik, model dan media pembelajaran yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berpikir, berpendapat, aktif dan kreatif. Selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab.
            Oleh karenanya kita sebagai calon guru harus memahami berbagai teknik, model dan media yang dapat kita gunakan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik agar peserta didik dapat belajar dengan baik dan mampu memahami apa yang disampaikan oleh guru. Tanpa  metode pembelajaran guru akan lebih sulit dalam penyampaian materi dan dalam proses pembelajarannyapun tidak akan berjalan dengan baik.

B.        Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang dapat kita kupas pada makalah ini antara lain:
1.      Apakah teknik mengklarifikasi nilai atau VCT ?
2.      Apakah pengertian model ?
3.      Apa saja model-model pembelajaran ?
4.      Apakah pengertian media pembelajaran ?
5.      Apa saja fungsi dan dan kriteria pemilihan media pembelajaran ?
6.      Apa saja jenis media pembelajaran di Sekolah Dasar ?


C.         Tujuan
            Adapun tujuan di buatnya makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui teknik mengklarifikasi nilai atau VCT
2.      Untuk mengetahui pengertian model
3.      Untuk mengetahui model-model pembelajaran
4.      Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
5.      Untuk mengetahui fungsi dan dan kriteria pemilihan media pembelajaran
6.      Untuk mengetahui jenis media pembelajaran di Sekolah Dasar

           
           







BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengembangan Teknik Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar

1.                  Teknik mengklarifikasi nilai atau Value Clarification Technique (VCT)
Salah satu  teknik pembelajaran afektif yang dipandang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu Value Clarification Technique yang disingkat VCT atau teknik mengklarifikasikan nilai-nilai. Kata Clarification atau klarifikasi berarti penjelasan ,menjelaskan, uraian – menguraikan, rincian – mmemerinci (John Enchols dan Hasan Shadily: 1988: 115). Jadi mengklarifikasi nilai berarti menjelaskan, menguraikan, atau memerinci nilai-nilai. Selanjutnya yang dimaksud dengan VCT adalah teknik mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang berusaha meminta murid menjelaskan, menguraikan, atau memerinci pengalamannya melaksanakan suatu nilai. Jadi yang harus menjelaskan pengalaman melaksanakan nilai adalah murid, karena muridlah yang mengalami atau melaksanakan nilai tersebut. Sedangkan guru tidak tahu apa yang dikerjakan murid. Jadi tugas guru dalam VCT adalah mengajukan pertanyaan klarifikatif.
Contoh pertanyaan klarifikatif :
a.                  Siapakah yang suka menolong orang lain?
b.                  Pernahkah kamu menolong orang lain?
c.                  Siapa saja orang yang pernah kamu tolong itu?
d.                 Dalam peristiwa apa saja orang-orang tersebut kamu tolong?
e.                  Sudah berapa lama perbuatan menolong orang lain itu kamu lakukan?

2.                  Landasan konseptual pengembangan VCT
Ada beberapa argumentasi yang diajukan mengenai penggunaan VCT ini yaitu :
a.                  Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupan pendidikan nilai yang termasuk kedalam kawasan afektif. Sedangkan VCT berusaha menumbuhkembangkan kesdaran diri sendiri (self-awareness) dan pemeliharaan nilai-nilai moral ( self-caring) dalam kehidupan siswa sendiri,
b.                  VCT bukan merupakan teknik pemecahan masalah moral ( morale-solving) tetapi VCT berusaha membantu siswa memperjelas, memerinci, nilai-nilai moral yang telah menjadi pilihannya,
c.                  VCT berupaya menumbuhkan dan membangkitkan aktivitas dan kreativitas siswa dan untuk mengetahui posisi nilai dalam dirinya melalui pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) sehingga murid mendapatkan kepuasan (satisfiction) dan keyakinan (belief),
d.                 Melalui VCT dikembangkan Cognitive Morale dan pemberian contoh (to give example to), sehingga diharapka nilai-nilai moral pancasila dapat direfleksikan dalam perilaku kehidupan siswa sehari-hari.

B.       Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar

1.                  Pengertian Model
Abdul Aziz Wahab (1995:6) mengatakan model adalah sebuah konstruksi yang dapat berupa konsep atau maket dan mampu menggambarkan secara lengkap bentuk fisik sebuah benda dalam skala lebih kecil.
Sedangkan model pembelajran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam hal ini adalah model konseptual tentang bagaimana bentuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasr dilaksanakan. Model yang terbaik adalah model yang diciptakan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sendiri sebagai wahan untuk mengklarifikasi nilai-nilai moral yang dimiliki siswa. Melalui model tersebut diharapkan siswa secara jujur merefleksikan perilakunya atau pengalamannya dalam memilih nilai, menghargai nilai dan melaksanakan nilai pilihannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.                  Rambu-Rambu Pembuatan Model VCT
Abdul Azis wahab (1995:7) mengemukakan 4 macam rambu –rambu pengembangan model VCT, yaitu:
a.                  Difokuskan pada isu-isu kehidupan yang relevan ( a focus on life. Model VCT yang dikembangkan hendaknya mampu mengarahkan siswa memprioritaskan dan mereflesikan urutan nilai dalam kehidupannya sehari-hari.
b.                  Mampu memberikan kesadaran siswa menerima dirinya sebagai individu dan jujur dengan dirinya (acceptance of what is) dan bukan sebagai keputusan menerima posisi nilai yang menjadi pilihannya (a nonjudgemental acceptance of their value position).
c.                  Mampu merespon siswa merefleksikan nilai lebih lanjut ( an invitation to reflect further)
d.                 Mampu memberikan kepuasan (satisfiction) dan keyakinan (belief) terhadap nilai yang menjadi nilai pilihannya sehinga menimbulkan kekuatan pada diri seseornag untuk berbuat sesuatu (an nourishment of personal powers).

3.                  Langkah – Langkah Pembuatan Model VCT
Ada lima langkah yang perlu dikembangkan dalam pembuatan model VCt, yaitu:
a.                  Menampilkan Model
Langkah pertama yaitu menampilkan model yang sudah dibuat guru berdasarkan rambu-rambu.
b.                  Mengklarifikasi motivasi siswa memilih nilai.
Untuk melakukan hal ini perlu dikembangkan dialog kelas yang sehat dan lunak. Dialog tersebut diarahkan pada 8 macam motivasi berikut ini : Misalnya Pokok Bahasan : Persatuan, meliputi:
1)      Tujuan yang dianutnya (goal of purpose)
Dialognya : Apakah tujuan kamu menjaga persatuan dengan orang lain?
2)      Aspirasi yang ada pada orang itu ( aspiration ).
Dialognya : Apakah yang kamu inginkan dengan perbuatan menjaga persatuan dengan orang lain?
3)      Sikap yang bersangkutan (attitudes)
Dialognya : Setujukah kamu perbuatan menjaga persatuan dengan orang lain itu diwajibkan untuk semua orang?
4)      Minat seseorang atau interest
Dialognya : Minat apa yang mendorong kamu suka dengan perbuatan menjaga persatuan dengan orang lain?
5)      Perasaan seseorang atau feeling
Dialognya: Bagaimana perasaan kamu jika nilai persatuan itu dirusak orang lain?
6)      Kepercayaan atau keyakinannya (belief and confictions)
Dialognya: Apa yang menjadi kepercayaan kamu dalam melakukan perbuatan menjaga persatuan dengan orang lain?
7)      Perbuatannya atau activities
Dialognya: Sudah berapa lama perbuatan suka menolong orang itu kamu lakukan?
8)      Kekhawatiran yang dikembangkan (worries, problems, and obstacles).
Dialognya: Kekhawatiran apa yang kamu rasakan terhadap perbuatan orang yang merusak nilai persatuan itu?
c.                  Mengklarifikasi argumentasi yang dijadikan dasar bagi siswa memilih suatu nilai
Langkah ketiga dalam VCT yaitu mengklarifikasi argumentasi memilih nilai. Dialog yang dapat dilakukan meliputi:
1)      Memilih nilai secara bebas
Dialognya : Apa alasan kamu memilih nilai persatuan dengan orang lain untuk terus dikembangkan ? Mengapa hal itu kamu lakukan?
2)      Pilihan alternatif
Dilaognya: Apakah anda diperintah orang lai dalam memilih nilai persatuan untuk terus dikembangkan? Siapakah yang kamu ikuti dalam melakukan hal itu?
3)      Memilih dengan penuh pertimbangan
Dialognya: Apa yang menjadi pertimbangan kamu dalam memilih nilai persatuan untuk terus dikembangkan?
d.                 Mengklarifikasi penghargaan nilai yang menjadi pilihannya
Dialog yang dilakukan meliputi:
1)      Memelihara nilai pilihannya
Dialognya: Apakah anda berusaha memelihara nilai persatuan itu dalam diri anda? Upaya apa saja yang anda lakukan untuk itu?
2)      Bergembira atau bangga dengan nilai pilihannya
Dialognya: Apakah anda merasa bangga/bergembira dengan nilai persatuan menjadi pilihan anda  untuk dikembangkan?
3)      Memperjelas nilai pilihannya
Dialognya: Apakah kamu bermaksud mengajak orang lain atau temanmu agar suka melaksanakan nilai persatuan dengan orang lain sebagaimana yang kamu lakukan?
e.                  Mengklarifikasi Pelakasanan nilai
Dialog yang dilakukan meliputi:
1)      Melakukan nilai dalam hidupnya
Dialognya: Sudah berapa nilai persatuan itu kamu kembangkan?
2)      Mengulanginya dalam beberapa pola hidup
Dialognya: Apakah akan terus kamu pertahankan dalam hidupmu nilai persatuan dengan orang lain?

4.                  Contoh Model VCT
Berikut ini diberikan beberapa contoh model VCT, yaitu sebagai berikut:
a.                  Model pembuatan daftar baik –buruk
b.                  Model perisai kepribadian
c.                  Model menilai pengalaman diri sendiri
d.                 Model percontohan
e.                  Model ceramah dan tanya jawab
f.                   Model simulasi atau bermain peran
g.                  Model analisis liputan
C. Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di SD                                                                              
1.          Arti Media Pembelajaran
            Secara harfiah kata media berarti perantara atau pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Kata media selalu disebut-sebut dalam proses pembelajaran, karna dinilai mampu meningkatkan hasil belajar. Sejalan dengan hal itu maka istilah media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran dan mampu memotivasi peserta didik untuk belajar. Contohnya seperti buku pelajaran, benda-benda asli, radio, gambar-gambar dan sebagainya.
* Tujuan Media Pembelajaran
            Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah:
a.         Memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, nilai, sikap dan keterampilan tertentu.
b.        Untuk merangsang minat peserta didik dalam belajar, bilamana digunakan media yang bervariasi.
c.         Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
d.        Meningkatkan efektifitas pembelajaran.

2.         Fungsi dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran.
a.              Fungsi Media Pembelajaran
            Secara ringkas fungsi media pembelajaran, yaitu sebagai:
1)      Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2)      Alat bantu untuk mengurangi verbalisme dan membangun konsep yang lebih konkrit.
3)      Alat bantu yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
4)      Alat bantu yang dapat mempertinggi mutu pembelajaran.  

b.        Kriteria Pemilihan Media.
            Dengan memperhatikan begitu banyaknya media pembelajaran yang ada maka diperlukan suatu kriteria pemilihan dan pengguanaan media pembelajaran tersebut, yaitu sebagai berikut:
1)      Pemilihan dan penggunaan media harus didasarkan pada tujuan dan materi pembelajaran yang akan disampaikan.
2)      Pemilihan dan penggunaan media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
3)      Pemilihan dan penggunaan media perlu disesuaikan dengan kemampuan guru baik dalam pengadaannya maupun teknik penggunaannya.
4)      Pemilihan dan penggunaan media perlu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat serta waktu yang tepat.
5)      Pemilihan dan pengguanaan media perlu memahami karakteristik media itu sendiri.

3.    Jenis-Jenis Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar.

a.         Kreatifitas Penciptaan dan Pengadaan Media Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
            Sebagai mata pembelajaran yang berorientasi pada pendidikan nilai, maka pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) mutlak memerlukan dukungan media karena pokok bahasan dalam pendidikan kewarganegaraan (PKn) semua berupa nilai, moral dan norma yang bersifat abstrak. Sebagai contoh pokok bahasan kejujuran, kedisiplinan, gotong royong dan sebagainya. Sejalan dengan ini seorang guru pendidikan kewarganegaraan (PKn) dituntut kreatif dapat menciptakan dan membuat media guna mengkonkritkan pokok bahasan yang masih sangat abstrak tersebut. Tanpa kreatifitas tersebut maka pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) tidak akan pernah menggunakan media.
b.        Beberapa Contoh Media dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
            Beberapa contoh media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu:
a.       Benda Asli
Benda asli dapat berupa semua benda mati disekeliling kita seperti tanah, air, pasir, batu. Benda-benda ini dapat digunakan untuk mengajarkan pokok bahasan sikap cinta lingkungan. Benda-benda tersebut merupakan sebagian lingkungan di sekitar kita yang harus kita selamatkan, karna benda-benda tersebut banyak manfaafnya bagi kehidupan manusia.
b.      Gambar Benda-benda
Media gambar dalam PKn dapat berupa orang , binatang, tumbuh-tumbuhan, keindahan alam dan gambar apa saja yang dapat digambar. Dan semuanya dapat untuk menjelaskan pokok bahasan tentang nilai hdup rukun, tolong menolong, kejujuran, rela bekorban, kerja keras, cinta tanah air, menghargai, kejasama dan seterusnya.

c.       Bagan atau Chard
Media bagan atau chard sangat tergantung dengan pokok bahasan yang dipelajari, karna media ini berusaha memetakan bahan ajar secara lebih singkat dan agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Media ini dapat dibuat dikertas manila, kertas sampul maupun di transparan. Media bagan berusaha memetakan bahan ajar secara menyeluruh dan singkat, mulai dari pengertianya, manfaatnya, contoh-contoh perbuatanya dan sebagainya.
Sebagai contoh: pokok bahasan kejujuran. Bagan yang mungkin ditampilkan meliputi:
1)      Pengertian kejujuran:
Apa kejujuran itu?
Kejujuran adalah berkata, berbuat dan sikap benar atau tidak bohong.
 




2)      Manfaat kejujuran:
Manfaat kejujuran:
a.       Hidupnya akan selamat
b.      Disenangi setiap orang
c.       Banyak teman
d.      Dicintai Tuhan (dan seterusnya)
 


                                                                                                                                                                                  

3)      Contoh perbuatan jujur:
Contoh perbuatan jujur:
Di Rumah:
a.       Menepati janji dengan ibu, ayah dan adik
b.      Berkata benar (tidak bohong) dengan ibu, ayah dan adik
c.       Tidak menyembunyikan sesuatu yang bukan miliknya
d.      Tidak mengambil sesuatu dirumah yang bukan miliknya
Di Sekolah:
a.       Menepati janji dengan ibu/bapak guru dan teman
b.      Berkata benar (tidak bohong) dengan ibu/bapak guru dan teman
c.       Tidak menyembunyikan sesuatu disekolah yang bukan miliknya
d.      Tidak mengambil sesuatu di sekolah yang bukan miliknya
Di Masyarakat:
a.       Menepati janji dengan teman, tetangga dan siapa saja
b.      Berkata benar dengan teman, tetangga dan siapa saja
c.       Tidak menyembunyikan sesuatu dimasyarakat yang bukan miliknya
d.      Tidak mengambil sesuatu dimasyarakat yang bukan miliknya
 











d.      Kalimat Inspiratif
Kalimat inspiratif adalah kalimat yang berupa slogan atau semboyan dan mampu membangkitkan aspirasi atau semangat orang lain untuk melaksanakan suatu nilai tertentu. Bangsa kita sangat kaya kalimat inspiratif yang kini sudah mendarah daging dan terus dipergunakan untuk memacu semangat bekerja  dan bahkan semangat hidup. Guru PKn harus mampu menyeleksi dan menyesuaikan kalimat inspiratif yang berkembang di masyarakat dengan tujuan untuk pembelajaran dan bahan ajar yang akan dipelajari.
Sebagai contoh yaitu sebagai berikut:
1.      Berani karna benar, takut karna salah, cocok untuk mengajarkan pokok bahasan tentang nilai kerukunan, dan persatuan.
2.      Rajin pangkal pandai hemat pangkal kaya, lebih tepat untuk mengajarkan pokok bahasan tentang nilai hidup hemat.
3.      Merdeka atau mati, cocok untuk mengajarkan pokok bahasan tentang nilai cinta tanah air dan bangsa dan rela berkorban.
4.      Cintailah semua mahluk hidup di muka bumi, cocok untuk pembelajaran sikap cinta lingkungan, atau kasih sayang.

e.       Poster
Poster adalah gambar yang di dalamnya terdapat pesan-pesan tertentu. Bedanya dengan iklan adalah bahwa iklan bernilai komersial sedangkan poster bernilai paedagogis. Misalnya poster tentang Keluarga Berencana ada pesan untuk hidup secara bahagia dan sejahtera. Poster tentang Wajib Belajar ada pesan untuk hidup dengan menguasai ilmunya.

f.       Karikatur
Karikatur hampir sama dengan poster, bedanya dalam karikatur pesannya berupa sindiran. Misalnya korupsi digambarkan tikus makan duit. Pesannya bahwa koruptor itu seperti tikus.

g.      Komik
Komik dapat diartikan sebagai cerita bergambar. Dalam hal ini gambar lebih ditonjolkan, oleh karna itu dalam komik akan lebih banyak gambar. Komik sangat cocok untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan karna pesan efektifnya lebih mudah diserap melalui gambar. Guru PKn harus banyak ide untuk membuat gambar komik yang dihubungkan dengan pesan-pesan moral.



h.      Media Audio
Media ini lebih cangging dari media lainnya karena media ini merupakan jenis media elektronik yang didengar. Media ini memanipulasi pesannya lewat bunyi atau suara. Contoh media ini yaitu radio dan tape recorder. Media ini cocok digunakan untuk semua jenis pokok bahasan.

i.        Media audio-visual
Media ini dapat didengar dan diliahat gambarnya. Contoh media ini yaitu televisi atau video cassete. Media ini juga cocok digunakan untuk semua pokok bahasan. Tentunya masih banyak media lainya yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Akan tetapi hal tersebut sudah dikenal dalam mata kuliah lain seperti Strategi Belajar Mengajar.


BAB III
PENUTUP

A.                 Kesimpulan
            Proses belajar mengajar tanpa menggunakan metode atau tekhnik atau cara tidak akan berjalan dengan baik, tidak teratur, dengan adanya metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran ini akan lebih memudahkan guru dalam penyampaian materi, bahkan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik sesuai yang kita inginkan, peserta didikpun akan lebih memahami bahkan akan lebih semangat dalam belajar dan mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dengan baik. Dengan ini diharapkan hasil dari proses belajar mengajar akan lebih baik jika ada metode dalam proses pembelajaran, semoga kita sebagai calon pendidik mampu menerapkan teknik, model, dan media pembelajaran  yang dapat mengembangkan atau mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, menarik, dan kreatif.

B.                 Saran
            Untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang kita harapkan, yaitu menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai luhur pancasila di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan “kita sebagai calon pendidik harus mampu memahami atau menggunakan teknik, model dan media dalam proses pembelajaran, supaya peserta didik paham dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan dapat mengurangi sedikit demi sedikit hal hal yang dapat mengancam dan membahayakan pancasila yang tidak hanya datang dari luar tetapi juga dari dalam, terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.imasmaesaroh.blogspot.com/2010/12/peninggalan-sejarah//








Tidak ada komentar:

Posting Komentar