BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
guru berkeinginan agar kegiatan pembelajaran yang dilakukannya berhasil dengan
baik dan membawa dampak pembelajaran yang signifikan bagi para siswanya. Agar
harapan tersebut bisa diwujudkan dengan baik, sudah barang tentu guru harus
memahami secara mamadai apa pendekatan dan metode/model pembelajaran yang tepat
yang akan digunakan. Penentuan pendekatan dan metode pembelajaran Pkn SD
merupakan salah satu factor penentu dalam mendukung keberhasilan pembelajaran PKn,
disamping itu factor-faktor lainnya seperti keadaan siswa, dukungan sarana dan
prasarana pembelajaran dan sebagainya.
Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ialah penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa serta mengimplementasikan hakekat pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari-belum memenuhi harapan seperti yang diinginkan.
Hal
ini berkaitan dengan kritik masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak
bermuatan nilai-nilai praktis tetapi hanya bersifat politis atau alat
indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah. Metode pembelajaran dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang
demokratis, dan guru cenderung lebih dominan one way method.
Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan.
Untuk menghadapi kritik masyarakat tersebut di atas, kita memerlukan teknik, model, dan media pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu teknik, model dan media pembelajaran yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berpikir, berpendapat, aktif dan kreatif. Selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab.
Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan.
Untuk menghadapi kritik masyarakat tersebut di atas, kita memerlukan teknik, model, dan media pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu teknik, model dan media pembelajaran yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berpikir, berpendapat, aktif dan kreatif. Selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab.
Oleh
karenanya kita sebagai calon guru harus memahami berbagai teknik, model dan
media yang dapat kita gunakan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang menarik agar peserta didik dapat belajar dengan
baik dan mampu memahami apa yang disampaikan oleh guru. Tanpa metode
pembelajaran guru akan lebih sulit dalam penyampaian materi dan dalam proses
pembelajarannyapun tidak akan berjalan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang dapat kita kupas pada makalah ini antara lain:
1.
Apakah teknik
mengklarifikasi nilai atau VCT ?
2.
Apakah pengertian
model ?
3.
Apa saja model-model
pembelajaran ?
4.
Apakah pengertian
media pembelajaran ?
5.
Apa saja fungsi dan
dan kriteria pemilihan media pembelajaran ?
6.
Apa saja jenis media
pembelajaran di Sekolah Dasar ?
C. Tujuan
Adapun
tujuan di buatnya makalah ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui
teknik mengklarifikasi nilai atau VCT
2.
Untuk mengetahui
pengertian model
3.
Untuk mengetahui
model-model pembelajaran
4.
Untuk mengetahui
pengertian media pembelajaran
5.
Untuk mengetahui
fungsi dan dan kriteria pemilihan media pembelajaran
6.
Untuk mengetahui jenis
media pembelajaran di Sekolah Dasar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengembangan
Teknik Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar
1.
Teknik
mengklarifikasi nilai atau Value Clarification Technique (VCT)
Salah satu teknik pembelajaran afektif yang dipandang
tepat untuk digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu
Value Clarification Technique yang disingkat VCT atau teknik mengklarifikasikan
nilai-nilai. Kata Clarification atau klarifikasi berarti penjelasan
,menjelaskan, uraian – menguraikan, rincian – mmemerinci (John Enchols dan
Hasan Shadily: 1988: 115). Jadi mengklarifikasi nilai berarti menjelaskan,
menguraikan, atau memerinci nilai-nilai. Selanjutnya yang dimaksud dengan VCT adalah
teknik mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang
berusaha meminta murid menjelaskan, menguraikan, atau memerinci pengalamannya
melaksanakan suatu nilai. Jadi yang harus menjelaskan pengalaman melaksanakan
nilai adalah murid, karena muridlah yang mengalami atau melaksanakan nilai
tersebut. Sedangkan guru tidak tahu apa yang dikerjakan murid. Jadi tugas guru
dalam VCT adalah mengajukan pertanyaan klarifikatif.
Contoh pertanyaan klarifikatif :
a.
Siapakah yang suka
menolong orang lain?
b.
Pernahkah kamu menolong
orang lain?
c.
Siapa saja orang yang
pernah kamu tolong itu?
d.
Dalam peristiwa apa
saja orang-orang tersebut kamu tolong?
e.
Sudah berapa lama
perbuatan menolong orang lain itu kamu lakukan?
2.
Landasan
konseptual pengembangan VCT
Ada
beberapa argumentasi yang diajukan mengenai penggunaan VCT ini yaitu :
a.
Pendidikan
kewarganegaraan (PKn) merupan pendidikan nilai yang termasuk kedalam kawasan
afektif. Sedangkan VCT berusaha menumbuhkembangkan kesdaran diri sendiri
(self-awareness) dan pemeliharaan nilai-nilai moral ( self-caring) dalam
kehidupan siswa sendiri,
b.
VCT bukan merupakan
teknik pemecahan masalah moral ( morale-solving) tetapi VCT berusaha membantu
siswa memperjelas, memerinci, nilai-nilai moral yang telah menjadi pilihannya,
c.
VCT berupaya
menumbuhkan dan membangkitkan aktivitas dan kreativitas siswa dan untuk
mengetahui posisi nilai dalam dirinya melalui pembelajaran yang menyenangkan
(joyful learning) sehingga murid mendapatkan kepuasan (satisfiction) dan
keyakinan (belief),
d.
Melalui VCT
dikembangkan Cognitive Morale dan pemberian contoh (to give example to),
sehingga diharapka nilai-nilai moral pancasila dapat direfleksikan dalam
perilaku kehidupan siswa sehari-hari.
B.
Pengembangan
Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar
1.
Pengertian
Model
Abdul Aziz Wahab (1995:6) mengatakan
model adalah sebuah konstruksi yang dapat berupa konsep atau maket dan mampu
menggambarkan secara lengkap bentuk fisik sebuah benda dalam skala lebih kecil.
Sedangkan model pembelajran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dalam hal ini adalah model konseptual tentang bagaimana
bentuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasr
dilaksanakan. Model yang terbaik adalah model yang diciptakan guru Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) sendiri sebagai wahan untuk mengklarifikasi nilai-nilai
moral yang dimiliki siswa. Melalui model tersebut diharapkan siswa secara jujur
merefleksikan perilakunya atau pengalamannya dalam memilih nilai, menghargai
nilai dan melaksanakan nilai pilihannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Rambu-Rambu
Pembuatan Model VCT
Abdul Azis wahab (1995:7) mengemukakan 4
macam rambu –rambu pengembangan model VCT, yaitu:
a.
Difokuskan pada isu-isu
kehidupan yang relevan ( a focus on life. Model VCT yang dikembangkan hendaknya
mampu mengarahkan siswa memprioritaskan dan mereflesikan urutan nilai dalam
kehidupannya sehari-hari.
b.
Mampu memberikan
kesadaran siswa menerima dirinya sebagai individu dan jujur dengan dirinya
(acceptance of what is) dan bukan sebagai keputusan menerima posisi nilai yang
menjadi pilihannya (a nonjudgemental acceptance of their value position).
c.
Mampu merespon siswa
merefleksikan nilai lebih lanjut ( an invitation to reflect further)
d.
Mampu memberikan
kepuasan (satisfiction) dan keyakinan (belief) terhadap nilai yang menjadi
nilai pilihannya sehinga menimbulkan kekuatan pada diri seseornag untuk berbuat
sesuatu (an nourishment of personal powers).
3.
Langkah
– Langkah Pembuatan Model VCT
Ada
lima langkah yang perlu dikembangkan dalam pembuatan model VCt, yaitu:
a.
Menampilkan Model
Langkah
pertama yaitu menampilkan model yang sudah dibuat guru berdasarkan rambu-rambu.
b.
Mengklarifikasi
motivasi siswa memilih nilai.
Untuk
melakukan hal ini perlu dikembangkan dialog kelas yang sehat dan lunak. Dialog
tersebut diarahkan pada 8 macam motivasi berikut ini : Misalnya Pokok Bahasan :
Persatuan, meliputi:
1) Tujuan
yang dianutnya (goal of purpose)
Dialognya
: Apakah tujuan kamu menjaga persatuan dengan orang lain?
2) Aspirasi
yang ada pada orang itu ( aspiration ).
Dialognya
: Apakah yang kamu inginkan dengan perbuatan menjaga persatuan dengan orang
lain?
3) Sikap
yang bersangkutan (attitudes)
Dialognya : Setujukah kamu perbuatan menjaga persatuan dengan orang lain itu diwajibkan untuk semua orang?
Dialognya : Setujukah kamu perbuatan menjaga persatuan dengan orang lain itu diwajibkan untuk semua orang?
4) Minat
seseorang atau interest
Dialognya
: Minat apa yang mendorong kamu suka dengan perbuatan menjaga persatuan dengan
orang lain?
5) Perasaan
seseorang atau feeling
Dialognya:
Bagaimana perasaan kamu jika nilai persatuan itu dirusak orang lain?
6) Kepercayaan
atau keyakinannya (belief and confictions)
Dialognya:
Apa yang menjadi kepercayaan kamu dalam melakukan perbuatan menjaga persatuan
dengan orang lain?
7) Perbuatannya
atau activities
Dialognya:
Sudah berapa lama perbuatan suka menolong orang itu kamu lakukan?
8) Kekhawatiran
yang dikembangkan (worries, problems, and obstacles).
Dialognya:
Kekhawatiran apa yang kamu rasakan terhadap perbuatan orang yang merusak nilai
persatuan itu?
c.
Mengklarifikasi
argumentasi yang dijadikan dasar bagi siswa memilih suatu nilai
Langkah ketiga dalam VCT yaitu
mengklarifikasi argumentasi memilih nilai. Dialog yang dapat dilakukan
meliputi:
1) Memilih
nilai secara bebas
Dialognya
: Apa alasan kamu memilih nilai persatuan dengan orang lain untuk terus
dikembangkan ? Mengapa hal itu kamu lakukan?
2) Pilihan
alternatif
Dilaognya:
Apakah anda diperintah orang lai dalam memilih nilai persatuan untuk terus
dikembangkan? Siapakah yang kamu ikuti dalam melakukan hal itu?
3) Memilih
dengan penuh pertimbangan
Dialognya:
Apa yang menjadi pertimbangan kamu dalam memilih nilai persatuan untuk terus
dikembangkan?
d.
Mengklarifikasi
penghargaan nilai yang menjadi pilihannya
Dialog
yang dilakukan meliputi:
1) Memelihara
nilai pilihannya
Dialognya:
Apakah anda berusaha memelihara nilai persatuan itu dalam diri anda? Upaya apa
saja yang anda lakukan untuk itu?
2) Bergembira
atau bangga dengan nilai pilihannya
Dialognya:
Apakah anda merasa bangga/bergembira dengan nilai persatuan menjadi pilihan
anda untuk dikembangkan?
3) Memperjelas
nilai pilihannya
Dialognya:
Apakah kamu bermaksud mengajak orang lain atau temanmu agar suka melaksanakan
nilai persatuan dengan orang lain sebagaimana yang kamu lakukan?
e.
Mengklarifikasi
Pelakasanan nilai
Dialog
yang dilakukan meliputi:
1) Melakukan
nilai dalam hidupnya
Dialognya:
Sudah berapa nilai persatuan itu kamu kembangkan?
2) Mengulanginya
dalam beberapa pola hidup
Dialognya:
Apakah akan terus kamu pertahankan dalam hidupmu nilai persatuan dengan orang
lain?
4.
Contoh
Model VCT
Berikut
ini diberikan beberapa contoh model VCT, yaitu sebagai berikut:
a.
Model pembuatan daftar
baik –buruk
b.
Model perisai
kepribadian
c.
Model menilai
pengalaman diri sendiri
d.
Model percontohan
e.
Model ceramah dan tanya
jawab
f.
Model simulasi atau
bermain peran
g.
Model analisis liputan
C. Pengembangan
Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di SD
1. Arti Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media berarti
perantara atau pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Kata media selalu
disebut-sebut dalam proses pembelajaran, karna dinilai mampu meningkatkan hasil
belajar. Sejalan dengan hal itu maka istilah media pembelajaran adalah segala
alat fisik yang dapat digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran dan mampu
memotivasi peserta didik untuk belajar. Contohnya seperti buku pelajaran,
benda-benda asli, radio, gambar-gambar dan sebagainya.
*
Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan penggunaan media
pembelajaran adalah:
a.
Memberikan kemudahan
kepada peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, nilai, sikap dan
keterampilan tertentu.
b.
Untuk merangsang minat
peserta didik dalam belajar, bilamana digunakan media yang bervariasi.
c.
Menciptakan situasi
belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
d.
Meningkatkan
efektifitas pembelajaran.
2. Fungsi dan Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran.
a.
Fungsi Media Pembelajaran
Secara ringkas fungsi media
pembelajaran, yaitu sebagai:
1) Alat
bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2) Alat
bantu untuk mengurangi verbalisme dan membangun konsep yang lebih konkrit.
3) Alat
bantu yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
4) Alat
bantu yang dapat mempertinggi mutu pembelajaran.
b.
Kriteria Pemilihan
Media.
Dengan memperhatikan begitu
banyaknya media pembelajaran yang ada maka diperlukan suatu kriteria pemilihan
dan pengguanaan media pembelajaran tersebut, yaitu sebagai berikut:
1) Pemilihan
dan penggunaan media harus didasarkan pada tujuan dan materi pembelajaran yang
akan disampaikan.
2) Pemilihan
dan penggunaan media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
3) Pemilihan
dan penggunaan media perlu disesuaikan dengan kemampuan guru baik dalam
pengadaannya maupun teknik penggunaannya.
4) Pemilihan
dan penggunaan media perlu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah
setempat serta waktu yang tepat.
5) Pemilihan
dan pengguanaan media perlu memahami karakteristik media itu sendiri.
3.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar.
a.
Kreatifitas Penciptaan
dan Pengadaan Media Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Sebagai mata pembelajaran yang
berorientasi pada pendidikan nilai, maka pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan (PKn) mutlak memerlukan dukungan media karena pokok bahasan
dalam pendidikan kewarganegaraan (PKn) semua berupa nilai, moral dan norma yang
bersifat abstrak. Sebagai contoh pokok bahasan kejujuran, kedisiplinan, gotong
royong dan sebagainya. Sejalan dengan ini seorang guru pendidikan
kewarganegaraan (PKn) dituntut kreatif dapat menciptakan dan membuat media guna
mengkonkritkan pokok bahasan yang masih sangat abstrak tersebut. Tanpa
kreatifitas tersebut maka pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) tidak
akan pernah menggunakan media.
b.
Beberapa Contoh Media
dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Beberapa contoh media yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran yaitu:
a.
Benda Asli
Benda
asli dapat berupa semua benda mati disekeliling kita seperti tanah, air, pasir,
batu. Benda-benda ini dapat digunakan untuk mengajarkan pokok bahasan sikap
cinta lingkungan. Benda-benda tersebut merupakan sebagian lingkungan di sekitar
kita yang harus kita selamatkan, karna benda-benda tersebut banyak manfaafnya
bagi kehidupan manusia.
b. Gambar
Benda-benda
Media
gambar dalam PKn dapat berupa orang , binatang, tumbuh-tumbuhan, keindahan alam
dan gambar apa saja yang dapat digambar. Dan semuanya dapat untuk menjelaskan
pokok bahasan tentang nilai hdup rukun, tolong menolong, kejujuran, rela
bekorban, kerja keras, cinta tanah air, menghargai, kejasama dan seterusnya.
c.
Bagan atau Chard
Media
bagan atau chard sangat tergantung dengan pokok bahasan yang dipelajari, karna
media ini berusaha memetakan bahan ajar secara lebih singkat dan agar lebih
mudah dipahami oleh peserta didik. Media ini dapat dibuat dikertas manila,
kertas sampul maupun di transparan. Media bagan berusaha memetakan bahan ajar
secara menyeluruh dan singkat, mulai dari pengertianya, manfaatnya,
contoh-contoh perbuatanya dan sebagainya.
Sebagai
contoh: pokok bahasan kejujuran. Bagan yang mungkin ditampilkan meliputi:
1)
Pengertian kejujuran:
Apa
kejujuran itu?
Kejujuran
adalah berkata, berbuat dan sikap benar atau tidak bohong.
|
2)
Manfaat kejujuran:
Manfaat
kejujuran:
a.
Hidupnya
akan selamat
b.
Disenangi
setiap orang
c.
Banyak
teman
d.
Dicintai
Tuhan (dan seterusnya)
|
3)
Contoh perbuatan jujur:
Contoh
perbuatan jujur:
Di
Rumah:
a.
Menepati
janji dengan ibu, ayah dan adik
b.
Berkata
benar (tidak bohong) dengan ibu, ayah dan adik
c.
Tidak
menyembunyikan sesuatu yang bukan miliknya
d.
Tidak
mengambil sesuatu dirumah yang bukan miliknya
Di
Sekolah:
a.
Menepati
janji dengan ibu/bapak guru dan teman
b.
Berkata
benar (tidak bohong) dengan ibu/bapak guru dan teman
c.
Tidak
menyembunyikan sesuatu disekolah yang bukan miliknya
d.
Tidak
mengambil sesuatu di sekolah yang bukan miliknya
Di
Masyarakat:
a.
Menepati
janji dengan teman, tetangga dan siapa saja
b.
Berkata
benar dengan teman, tetangga dan siapa saja
c.
Tidak
menyembunyikan sesuatu dimasyarakat yang bukan miliknya
d.
Tidak
mengambil sesuatu dimasyarakat yang bukan miliknya
|
d. Kalimat
Inspiratif
Kalimat
inspiratif adalah kalimat yang berupa slogan atau semboyan dan mampu
membangkitkan aspirasi atau semangat orang lain untuk melaksanakan suatu nilai
tertentu. Bangsa kita sangat kaya kalimat inspiratif yang kini sudah mendarah
daging dan terus dipergunakan untuk memacu semangat bekerja dan bahkan semangat hidup. Guru PKn harus
mampu menyeleksi dan menyesuaikan kalimat inspiratif yang berkembang di
masyarakat dengan tujuan untuk pembelajaran dan bahan ajar yang akan
dipelajari.
Sebagai
contoh yaitu sebagai berikut:
1. Berani
karna benar, takut karna salah, cocok untuk mengajarkan pokok bahasan tentang
nilai kerukunan, dan persatuan.
2. Rajin
pangkal pandai hemat pangkal kaya, lebih tepat untuk mengajarkan pokok bahasan
tentang nilai hidup hemat.
3. Merdeka
atau mati, cocok untuk mengajarkan pokok bahasan tentang nilai cinta tanah air
dan bangsa dan rela berkorban.
4. Cintailah
semua mahluk hidup di muka bumi, cocok untuk pembelajaran sikap cinta
lingkungan, atau kasih sayang.
e.
Poster
Poster
adalah gambar yang di dalamnya terdapat pesan-pesan tertentu. Bedanya dengan
iklan adalah bahwa iklan bernilai komersial sedangkan poster bernilai
paedagogis. Misalnya poster tentang Keluarga Berencana ada pesan untuk hidup
secara bahagia dan sejahtera. Poster tentang Wajib Belajar ada pesan untuk
hidup dengan menguasai ilmunya.
f.
Karikatur
Karikatur
hampir sama dengan poster, bedanya dalam karikatur pesannya berupa sindiran.
Misalnya korupsi digambarkan tikus makan duit. Pesannya bahwa koruptor itu
seperti tikus.
g.
Komik
Komik
dapat diartikan sebagai cerita bergambar. Dalam hal ini gambar lebih
ditonjolkan, oleh karna itu dalam komik akan lebih banyak gambar. Komik sangat
cocok untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan karna pesan efektifnya
lebih mudah diserap melalui gambar. Guru PKn harus banyak ide untuk membuat
gambar komik yang dihubungkan dengan pesan-pesan moral.
h.
Media Audio
Media
ini lebih cangging dari media lainnya karena media ini merupakan jenis media
elektronik yang didengar. Media ini memanipulasi pesannya lewat bunyi atau
suara. Contoh media ini yaitu radio dan tape recorder. Media ini cocok
digunakan untuk semua jenis pokok bahasan.
i.
Media audio-visual
Media
ini dapat didengar dan diliahat gambarnya. Contoh media ini yaitu televisi atau
video cassete. Media ini juga cocok digunakan untuk semua pokok bahasan. Tentunya
masih banyak media lainya yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Akan tetapi hal tersebut sudah dikenal dalam mata kuliah lain
seperti Strategi Belajar Mengajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses
belajar mengajar tanpa menggunakan metode atau tekhnik atau cara tidak akan
berjalan dengan baik, tidak teratur, dengan adanya metode yang digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran ini akan lebih memudahkan guru dalam penyampaian
materi, bahkan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik sesuai yang
kita inginkan, peserta didikpun akan lebih memahami bahkan akan lebih semangat
dalam belajar dan mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dengan baik.
Dengan ini diharapkan hasil dari proses belajar mengajar akan lebih baik jika
ada metode dalam proses pembelajaran, semoga kita sebagai calon pendidik mampu
menerapkan teknik, model, dan media pembelajaran yang dapat mengembangkan atau mampu
menciptakan suasana belajar yang aktif, menarik, dan kreatif.
B.
Saran
Untuk
dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang kita harapkan, yaitu menjunjung
tinggi dan menerapkan nilai-nilai luhur pancasila di segala bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan “kita sebagai calon
pendidik harus mampu memahami atau menggunakan teknik, model dan media dalam
proses pembelajaran, supaya peserta didik paham dan dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan dapat mengurangi sedikit demi
sedikit hal hal yang dapat mengancam dan membahayakan pancasila yang tidak
hanya datang dari luar tetapi juga dari dalam, terlebih lagi di era globalisasi
sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.imasmaesaroh.blogspot.com/2010/12/peninggalan-sejarah//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar